Selasa, 18 Agustus 2015

MORFOLOGI TUMBUHAN[morfologi akar,batang,daun,bunga dan biji}

Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). [sunting] Fungsi daun • Tempat terjadinya fotosintesis. • Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun). • Tempat terjadinya transpirasi. • Tempat terjadinya gutasi. • Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun). Anatomi Daun • Epidermis terbagi atas epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis berfungsi melindungi jaringan di bawahnya. • Jaringan palisade atau jaringan tiang adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis • Jaringan spons atau jaringan bunga karang yang berongga. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. • Berkas pembuluh angkut yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. • Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. BATANG BATANG Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut : Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut. a) Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. b) Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. c) Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya matahari (bersifat fototrop atau heterotrop). d) Selalu bertambah panjang ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. e) Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. f) Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan batang masih muda. Sebagai bagian dari tumbuhan batang mempunyai tugas untuk. a. Mendukung bagian –bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu daun bunga, dan buah. b. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalanpengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. c. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan ada diantaranya yang jelas kelihatan berbatang , tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan : a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tubuh tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada. Hal ini disebabkan karena batang terlalu pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula) misalnya lobak (Raphanus sativus L). b. Tumbuhan yang jelas berbatang. Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut : 1) Batang basah (herbaceus) yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus hybridus L). 2) Batang berkayu (lignosus) yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak futices pada umumnya. 3) Batang rumput (calmus) yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas –ruas yang nyata dan seringkali berongga misalnya padi (Oryza sativa L). 4) Batang mending (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae). BENTUK BATANG Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya, dan dilihat sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain: a. Bulat (teres) misalnya bamboo (Bambusa sp). b. Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan : · Segi tiga (triangularis), misalnya rumput teki (Cyperus rotundus). · Segi empat (quadrangularis) misalnya markisa (Passiflora quadrangularis L). c. Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil ahli tugas daun pula. Batang yang bersifat seperti ini dinamakan : · Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn). · Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan misalnaya kaktus (Opuntia vulgaris Mill). Dilihat permukaannya batng tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Yaitu : a. Licin (leavis), misalnya jagung (Zea mays L). b. Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus hybridus). c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas misalnya Cereus peruvianis (L) Haw. d. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya markisa (Passiflora quadrangularis L). Selain dari itu permukaan batang dapat pula : · Berambut (pilosus), misalnya tembakau (Nicotiana tabacum L). · Berduri (spinosus), misalnya mawar (Rosa sp). · Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya papaya (Carica papaya L). · Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya nangka (Artocarpus communis Forst). · Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya sengon (Albizzia stipulata Boiv). · Keadaan-keadaan lain , misalnya lepasnya kerak(bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (psidium guajava L). ARAH TUMBUH BATANG Batang pada umumnya tumbuh kearah cahaya, meninggalkantanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dapat dibedakan, yaitu : a) Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas. b) Menggantung (dependens, pendulus), ini hanya mungkin jika tumbuhan tumbuhnya dilereng-lereng atau tepi jurang. c) Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membenkok ke atas. d) Menjalar atau merayap (repens) batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar. e) Serong ke atas atau condong (ascendens), pankal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas. f) Mengangguk ( nutans) batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah. g) Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang berupa benda mati atau tumbuhan lain. h) Membelit (volubilis) jika batan naik ke atas dengan menggunakanpenunjang seperti batang yang memanjat, dapat dibedakan yaitu : · Membelit ke kiri (sinistrosum volubilis), arah lilitan berlawanan dengan arah jarum jam. · Membelit ke kanan (dextrosum volubilis), arah lilitan searah dengan arah jarum jam. Cara percabangan dan cabang-cabang batang 1. Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabng-cabangnya, misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L) 2. Percabangn simpodial, batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya munkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achros zapota L). 3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis Clarke) Cabang-cabang pada batang: 1. Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuhan merayap, dan dari buku-bukunya ke atas ke luar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Cabang yang merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb)dan cabang yang merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus). 2. Wiwilan atau tunas air (Virga singuralis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar, misalnya pada kopi (Coffea sp.) 3. Sirung panjang (Virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. .4. Sirung pendek (Virgula atau Virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung buang dan buah, yang biasanya disebut cabang yang subur (fertil). AKAR Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk: 1. memperkuat berdirinya tumbuhan. 2. untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah. 3. mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan. 4. kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan. Jenis akar Secara umum, ada dua jenis akar yaitu: 1. Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun terkadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. 2. Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan. Modifikasi akar 1. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (Avicennia, Soneratia). 2. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek. 3. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik. 4. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu. MORFOLOGI AKAR (RADIX) Akar adalah bagian pokok nomor tiga (di samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Ciri-ciri akar: a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya b. Tidak berbuku-buku, juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya. c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan. d. Tumbuh terus pada ujungnya, namun umumnya masih kalah sama batang e. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Fungsi khusus dari akar yaitu : a. Memperkuat berdirinya tumbuhan. b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang ada dalam tanah. c. Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan. d. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan. · Bagian-bagian akar: a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang, b. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan, c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terapat antara leher akar dan ujungnya, d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapike luar dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi, e. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut, f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. g. Tudung akar (calyptras), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah. · Sistem perakaran a.Sistem akar tunggang (radix primaria), jika akar lembaga tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil, b. Sistem akar serabut (radix adventica), yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati ataukemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuaya ke luar dari pangkal batang. Ø Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Misalnya : a) Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, bisanya menjadi tempat penimbunan makanan. Berdasarkan bentuknya akar ini dinamakan pula akar tombak atau akar pena. b) Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing. Menurut bentuknya dinamakan akar gasing. c) Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang. Ø Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji. Akar-akar pada sistem akar serabut a. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, misalnya pada padi (Oryza sativa), b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, misalnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera L). .c. Akar serabut besar-besar, hamper sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol). Sifat –sifat khusus akar yaitu : a. Akar udara atau akar gantung (radix auerus). Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah. Misalnya beringin (Benjamina L). b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya seperti kita dapati pada benalu (Loranthus). c. Akar pelekat (radix adligans), akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya lada (Piper nigrum L). d. Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memanjat tetapi hanya memeluk penunjangnya, misalnya panili (Vanilla planifolia). e. Akar nafas (pneumatophota), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan. Misalnya bogem (Sonneratia) dan kayu api (Avicennia). f. Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah. Misalnya bakau (Rhizophora conjugata). g. Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatan bagian akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang dibengkokan. Misalnya pohon tanjang (Bruguiera parvifolia). h. Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar. Misalnya kenari (Canarium commune L). III. METAMORFOSIS AKAR, BATANG, DAN DAUN Metamorfosis adalah suatu penjelmaan tumbuhan entahkan dari akar, batang, dan daun. Metamorfosis akar, batang, dan daun a) Kuncup (gemma) merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon batang beserta calon daun-daunnya. b) Rimpang (rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. c) Umbi (tuber) merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan, dapat merupakan penjelmaan akar (umbi akar), dapat pula merupakan penjelmaan batang (umbi batang). d) Umbi lapis (bulbus) merupakan penjelmaan batang beserta daunnya. Memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis. e) Duri (spina). Menurut asalnya duri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : Ø Duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan (duri sejati) : duri dahan, duri daun, duri akar, duri daun penumpu. Ø Duri yang tidak merupakan metamorfosis suatu alat, hanya alat tambahan Bunga merupakan modifikasi dari daun dan batang, dan berkembang dari pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi daun-daun yang sangat rapat. Pada ujung ranting tersebut terdapat ada bagian yang membengkak yang disebut dasar bunga (receptalum) dan dibawahnya terdapat tangakai bunga (pedicle). Pada dasar tangkai bunga terdapat daun pelindung (braktea). Bila daun pelindung itu terdapat pada tangkai bunga pebungaan dan melindungi seluruh perbungaan disebut dengan seludang bunga (spatha). Sedangkan daun pelindung untuk setiap anak bunga disebut brakteola. Bunga yang biasanya terdapat di ujung-ujung cabang atau batang disebut bunga terminalis dan ada juga yang terdapat pada ketiak daun disebut dengan bunga axilaris. Bunga tediri dari: 1. Perhiasan bunga (periantum), yang terdiri dari: a. Sepal/daun kelopak (sepalum, jamak sepala). Keseluruhan daun kelopak disebut kaliks (calix). b. Petal/daun mahkota (petalum, jamak petala). Keseluruhan petal (daun mahkota) disebut korola (corola). c. Perigonium/tenda. Bila bentuk sepal dan petal tidak dapat dibedakan maka disebut tepal (tepalum, jamak tepala). 2. Alat kelamin yang terdiri dari: a. Stamen atau benang sari. Keseluruhan stamen bunga disebut androecium. Bagiannya adalah kepala sari (anthera) yang berisi serbuk sari (pollen) serta tangkai sari (filamen). b. Pistilum (putik) terdiri dari ovarium, stilus dan stigma. Ovarium disusun oleh karpel atau daun buah. Umumnya berjumlah lebih dari satu. Jika bunga memiliki satu karpel arau lebih yang semuanya bersatu maka karpel tesebut disebut pistilum. Didalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum). Variasi bunga Alat Kelamin dan Kelengkapannya 1. Bunga lengkap, yaitu bunga yang mempunyai sepal, stamen, dan pistilum. Bunga tidak lengkap, yaitu bunga yang tidak memliki salah satu atau lebih bagian-bagian tersebut. 2. Bunga banci (bisexual), yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan betina. Sedangkan bunga yang hanya memiliki salah satunya disebut bunga unisexual : bunga jantan (flos maskulus), dan bunga betina (flos femineus). 3. Bunga mandul, yaitu bunga yang tidak memiliki alat kelamin. Seperti bunga pita pada bunga matahari. 4. Bunga yang mengalami adnasi adalah bunga yang memiliki bagian-bagian yang menyatu. Sepal atau petal Jika sepal berlekatan dengan sepal yang lain disebut sinsepal, yang akan membentuk tabung kaliks atau bersatu pada pangkalnya saja. Bila petanya terpisah satu sama lain disebut koriopetal. Stamen Bila semua stamen menyatu pangkal sarinya sehingga berbentuk tabung da menjadi berbekas satu disebut monodelphous. Bila berbekas dua disebut diadelphous, dan bila berbekas banyak disebut polydelphous. Karpel Bila semua karpel menyatu sehingga pada tepinya terdapat singkap, maka pistilum berstruktur majemuk. Bila karpel menyatu di tepi-tepinya maka tidak akan terdapat sekat di dalam ruang ovarium. Adnasi Adnasi yang terjadi antara sepal dan petal akan membentuk tabung perianthium. Pada adnasi antara sepal dan stamen, petal tidak ada sehingga tangkai sari melekat pada tabung kaliks. Berdasarkan alat kelamin bunga yang terdapat pada satu tumbuhan, maka tumbuhan dapat dibedakan mejadi: a. Berumah satu (monoecus/monoecious), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu. b. Berumah dua (dioecus/dioecious), jika bunga janta dan bunga betina terletak pada individu berbeda. c. Poligami (polygamus), jika suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci seperti pada pepaya. Ada beberapa macam sifat poligami: 1) Gynodeoecus, jika pada satu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedangkan pada individu lain bunga banci. Contoh pada Labiate. 2) Androdeiocus, jika pada satu individu terdapat bunga jantan saja sedangkan pada individu lain tedapat bunga banci. Contoh pada Dyras octopelata. 3) Monoeco-polygamus, jika pada satu ndividu terdapat bunga jantan, betina, dan banci bersama-sama. Contoh pada pepaya. 4) Gynomonoecus, jika pada satu individu terdapat bunga betina da bunga banci bersama-sama. 5) Trioecus atau trioeco-polygamus, jika bunga jantan, betina, dan banci terpisah pada individu ynag berlainan. Aestifasi Aestifasi merupakan tata letak daun kelopak dan mahkota tehadap sesamanya. Variasi susunan daun kelopak dan mahkota antara lain sebagai berikut: 1. Terbuka (aperta), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak bersenuhan sama sekali. 2. Berkatup (valvata), jika tepi daun kelopak atau mahkota tidak bertemu (bersentuhan) tapi tidak berlekatan. 3. Berkatup dengan tepi melipat kedalam (induplicativa). 4. Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa) 5. Menyirap (impricata), tepi saling menutup seperti genting. Susunan yang saling meutupi ini dapat dibedakan sbb: a) yang terpuntir satu arah (convulata) b) mengikuti rumus 2/5 (quniacuncialis) c) coclearis (koklearis), jika daun mahkota atau kelopak satu di dalam dan satu di luar. Simetri Pada Bunga Bidang simetri pada bunga merupakan bidang vertikal yang membelahbunga dalam berbagai arah sehingga terbagi menjadi dua bagian yang sebangun. Ada tiga tipe simetri, yaitu: 1. Radial simetri (achriomorphus). Bunga dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam 3 atau 6 jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun. 2. Bilateral simetri (zygomorphus) Bunga dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun. 3. Asimetri (asymetrus), dimana suatu bunga yang tidak dapat dibagi sama sekali oleh bidang sinetri menjadi dua bagia yang sama atau setangkup. Bentuk-bentuk Perhiasan Bunga Perhiasan bunga ada yang berbentuk bintang, tabung, terompet, mangkuk, periuk, corong, lonceng, dll. Bentuk-bentuk Perhiasan Bunga yang Zigmorph Bentuk bentuk bunga yang tidak beraturan antara lain bertaji, berbibir, seperti kupu-kupu pita, dan berkedok. Bagian-Bagian Bunga Dasar Bunga (receptaculum) Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga tempat melekatnya bagian-bagian bunga seperti calyx, corola, stamen, dan ovarium. Dasar bunga biasanya berukuran kecil dan letak perhiasan bunga merapat pada dasar bunga dengan ruas yang pendek sekali. Dasar bunga dapat megalam perkembangan sebagai berikut: a. Hipantium (hipanthium). Jika dasar bunga berbentuk seperti cangkir atau tabung. Calyx, corola, dan stamen melekat di tepinya. Contoh pada bunga ros. b. Torus. Dasar bunga berbentuk kuba yang tinggi dan bakal buah melekat di sisi-sisinya. Contoh pada Passifloraceae. c. Antofor (anthophore). Jika ruas dasar bunga diantara kelopak dan bagian lain dari bunga menjadi panjang. Contoh pada bunga anyelir. d. Androginofor (androgynophore). Jika dasar bunga memanjang diantara hiasan bunga da mendukung benang sari serta putik. Contoh pada Passiflora. e. Androfor (androphore). Jika sumbu dasar bunga memanjang di antara hiasan bunga dan mendukung benang sari, ditemukan pada bunga jantan seperti pada Myristica corticosa. f. Ginofor (gynophore). Jika sumbu dasar memanjang dan mendukung putik. Seperti pada bunga cempaka. g. Discus atau cakram (discus). Tonjolan yang tumbuh di dasar bunga. Diskus seringkali menghasilkan sekret. Diskus bisa berbentuk tipis dan tak mencolok serta melapisi bagian dalam hipantium. Namun ada pula diskus yang membentuk dasar yang tebal bagi bakal buah, dan bisa berkembang berbentuk cincin , bantal, atau struktur yang terbagi-bagi. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga dibandingkan dengan putik: 1. Hipoginus, hiasan bunga lebih rendah dari kedudukan putik. 2. Periginus, jika perhiasan bunga sama tinggi dengan putik atau sedikit lebih tinggi. Contohnya pada bunga bungur. 3. Epiginus, jika perjiasan bunga lebih tinggi dari putik atau putik tenggelam pada dasar bunga. Cotoh pada bunga kaki kuda . Kelopak (calyx) Kelopak merupakan daun-daun hiasan bunga yang terletak pada lingkaran bunga paling luar. Kelopak tersusun dari daun-daun kelopak (sepala) yang mempunyai sifat: berlekatan (gamosepalus) berbagi (paritus) bercangap (fissus) berlekuk(labotus) lepas dan bebas (polysepalus) beraturan atau aktinomorf setangkup tunggal atau zigomorf Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla) Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk (petala), menunjukkan sifat yang berbeda-beda pula: a. Berlekatan (sympetal, gamopetalus, atau monopetalus) b. Lepas atau bebas (choriopetalus, dialypetalus, atau polypetalus). Dalam hal ini, setiap daun tajuk dapat dibedakan : 1) Kuku daun tajuk 2) Helaian daun tajuk Tajuk bunga bentuknya bermacam-macam, dan berdasarkan simetri bunga dapat dibedakan: a. Beraturan (regularis). Bila tajuk bunga dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama atau setangkup dengan beberapa cara , meliputi bentuk-bentuk bintang, tabung, terompet, mangkuk, corong. b. Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetris. Jika tajuk bunga hanya dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup dengan satu cara, seperti pada bunga yang bertaji, berbibir, seperti kupu-kupu, bertopeng atau berkedok, pita. Tenda Bunga Tenda bunga dalah hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan anatra kelopak dan tajuk bunganya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga disebut daun tenda bunga (tepala). Menurut bentuk dan dan warnanya, tenda bunga dapat dibedakan: 1. Serupa kelopak (calycinus) 2. Serupa tajuk (corollinus) Benang Sari (Stamen) Benang sari adalah alat kelamin janatn. Pada benang sari dapa dibedakan 3 bagian yaitu: angkai sari (filamentum), kepala sari (anrhera), dan penghubung benang sari(connectivum). Duduk benang sari dapat dibedakan dalam 3 golongan: 3. Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae) 4. Tampak seperti duduk di atas kelopak (calyciflorae) 5. Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae) Jumlah benang sari umumnya dibedakan 3 golongan: 1. Benang sari banyak atau lebih dari 20 benang sari 2. Benang sari dua kali lipat jumlah tajuknya,biasanya tersusu dalam dua lingkaran dan ada dua kemungkinan: a. diplostemon, pada lingkaran luar berseling dengan daun tajuk. b. obdiplostemon, pada lingkarn dalam berseling dengan daun tajuk. 3. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, duduknya ada yang episepal (berhadapan dengan daun kelopak), dan ada yang epipetal (berhadapan dengan daun tajuk). Berdasarkan panjangnya, benang sari dapat dibedakan: a). Benang sari panjang dua (didynamus) b). Benang sari panjang empat (tetradynamus) Tangkai Sari( filanentum) Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah diatas dasar bunga, namun ada pula yang bersatu: 1. berbekas satu atau bertukal satu (monodelphus) 2. berbekas dua atau bertukal dua (diadelphus) 3. berbekas banyak atau bertukal banyak (polyadelphus). Kepala Sari (anthera) Daun kepala sari duduk pada tangkai sari bermacam-macam seperti: tegak (innatus), menempel (adnatus), dan bergoyang (vertasilis). F. PUTIK Putik disusun oleh daun buah (carpellum), dan daun-daun sebagai keseluruhan yang menyusun putik dinamakan gynaecium. Putik merupakan alat kelamin betina yang salah satu bagiannya mengandung sel telur atau bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen). Putik terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala putik (stigma), tangkai putik (sylus), dan bakal buah ovarium) Bakal buah (ovarium), menurut letaknya pada dasarnya bunga dapat dibedakan : a. Bakal buah menumpang (superus) b. Bakal buah setengah tenggelam (semi inferus) c. Bakal buah tenggelam (inferus) Jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah : a. Beruang satu (inilocular) b. Beruang dua ( bilocularis) c. Beruangn tiga (trilocularis) d. Beruang banyak (multilocularis) Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji. Menurut letaknya tembuni dibedakan menjadi : 1. Marginal (marginalis). Letaknya pada tepi daun buah 2. Laminal (laminalis), letaknya pada helaian tepi daun buah Untuk bakal buah yanghanya satu ruang maka letak tembuninya adalah : a. Parietal (parietalis), yaitu hanya pada dinding daun buah yang dapat pula dibedakan 1. pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis) 2. pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis) b. Sentral )centralis atau axilis), yaitu di pusat atau diporos c. Aksilar (axilaris), yaitu di sudut tengah. Bakal biji atau calon biji sendiri duduk pada tembuni dengan cara yang berbeda-beda. Bagian-bagian bakal biji dapat dibedakan menjadi : 1. Kulit bakal biji (integumentum) 2. Badan bakal biji atau nuselus ( nucellus) 3. Kandang lembaga (saccus embryonalis), yang mengandung sel telur (ovum) 4. Liang bakal biji (micropyle) 5. Tali pusar (funiculus) Tata letak bakal biji pada tembuni a. Tegak (antropus) b. Mengengguk (anatropus) c. Bengkoko (compilotropus) atau disebut juga mengangguk d. Melipat (comptotropus) Kepala putik (Stigma) Bentuk kepala putik beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara penyerbukan pada bunga a. Seperti benang, pada bunga jagung b. Seperti bulu ayam, pada bunga padi c. Seperti bulu-bulu, pada kecipir d. Bulat, pada jeruk e. Bermacam bentuk lain, seperti bentuk bibir, cawan, serupa daun mahkota Tangkai kepala putik (stylus) Tangkai putik biasanya berbentuk buluh yang di dalamnya berongga. Stylus ada yang panjang dan ada yang pendek bahkan ada yang tidak mempunyai stylus (sangat pendek sekali), ada yang bercabang dan ada yang tidak, tapi ujung yang bercabang mendukung stigma. Diagram Dan Rumus Bunga A. Diagram bunga Adalah suatu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya, atau lebih jelasya sebagai berikut : 1. Suatu gambar proyeksi pad bidang datar dari semua bagian binga yang dipotong melintang (yaitu daun kelopak, tajuk, benang sari dan putik) 2. Suatu gambar yang bersifat skematis atau suatu peta skematis dari bunga Gambar dari suatu diagram bunga harus memperhatikan hal : 3. Letak bunga (terminalis atau axilaris) 4. Lingkaran bagian-bagian bunga yang disebut lingkaran Consentris 1. Kemudian alam menggambarkan bagian-bagian bunganya harus diperhatikan mengenai : 1. jumlah masing-masing bagian bunga 2. Susunan terhadap sesamanya, umpama susunan sesama sepal dan lain-lain 3. Susunan terhadap bagian-bagian bunga yang satu dengan yang lain, seperti antara sepal terhadap petal atau stamen terhadap corolla dan lain-lain. 4. Letak bagian-bagian bugna terhadap bidang median Dalam menggambarkan penampang melintang setiap bagian bunga harus salng berbeda bisanya dengan bentuk-bentuk tertentu seperti braktea dengan bentuk segitiga. Kaliks berbentuk bulan sabit yang hamper sama dengan corolla tapi bias dibedakan dengan memberi warna gelap pada kaliks dan punya sudut ditengahnya. Untuk stamen bentuk angkan 8 (atau bentuk dari anteranya) dan putik bentuk bundar harus sesuai dengan jumlah karpel, ruang dan ovulnya. Mengenai diagram bunga ada 2 macam: 1. Diagram bunga empirik, dimana yang digambarkan adalah bagian-bagian yang benar ada. 2. Diagram teoritik, selain bagian bunga yangbenar ada juga dicantumkan bagian-bagian yang sudah tereduksi dan sibolnya biasanya bentuk bintang atau tanda silang. B. Rumus Bunga Yaitu susunan yang dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri dari lambing-lambang huruf dan angka. a. Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai simetris dan jenis kelamin bunga. Actinomorphous : * ; zygomorphous : , berkelamin jantan : ♂ : Berkelamin betina : ♀; banci : ♀ b. Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga : Kelopak : K (singkatan dari kaliks) Tajuk : C ( singkatan dari Corola) Benang sari : A (singkatan dari Abdsoecium) Tenda : P ( singkatan dari Perigonium) c. Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah masing-masing bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3 d. Cara untuk menyatakan keadaan lain-lain seperti contoh ; Corolla 6 dalam 2 lingkaran : C3 + 3 Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)] Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G (3) Daun kelopak berbentuk tabung : K (5) Contoh : ♀ K (5) [C 3+3, A6] G (3) BUNGA MAJEMUK (inforescentia, Anthotaxia) Bunga majemuk yang disebut juga dengan perbungaan adalah serangkaian atau sekolompok bunga yang disusun dengan percabangan tetentu pada sebuah sumbu yang mendukung bunga. Bunga-bunga dapat berkumpul pada ibu tangkai bunga yang merupakan tangkai bung majemuk ( pedunculus). Sumbu primer atau sumbu utama utama disebut dengan rakis (rachls), yang merupakan perpanjangan dari ibu tangkai bunga. Sedangkan sumbu sekunder merupakan cabang dari sumbu utama. Masing-masing bunga dari bunga majemuk dapat mempunyai tangkai sendiri (pedcellus), atau dapat pula tidak bertangkai, sehingga dapat dikatakan duduk (sessilis) pada ibu tangkai bunga. Bunga majemuk dapat dibedakan 3 tipe, yaitu bunga majemuk tak terbatas, bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk campuran. a. Bunga majemuk tak terbatas Ciri-ciri bunga majemuk ini adalah : 1. Sumbu utama (rakis) biasanya panjang dan tidak mempunyai bunga pada ujungnya. 2. Dalam pertumbuhannya, sumbu utama berturut-turut membentuk cabang-cabang (sumbu sekunder dari pangkal ke ujung dari bawah ke atas) 3. Jumlah sumbu sekunder yang berbentuk pada sumbu utama biasanya tidak terbatas atau banyak 4. Sumbu utama biasanya lebih panjang daripada sumbu sekunder 5. Karena sumbu sekunder terbentuk dari pangkal ke ujung, maka meker bunga dari bawah ke atas (makin mendekati ujung sumbu utama), atau dapat dikatakan dari luar ke dalam (ke pusat) 6. Bunga yang paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah, atau paling jauh dari ujung sumbu utama, sedangkan bunga yangpaling muda terletak pada ujung sumbu utama (susunan acropetal) Bunga majemuk ini dibedakan atas : 1. Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya. Yang termasuk golongan ini adalah : a. Tandan (racemes atau botrys) b. Bulir (spica) c. Untai atau bunga lad (amentum) d. Tongkol (spad tx) e. Payung (umbrella) f. Cawan (corymbus atau anthodium) g. Bongkol (Capitulum) h. Periuk (hypanthodium) 2. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga binga tidak terdapat pad ibu tangkainya. Yang termasuk golongan ini adalah : a. Malai (panicula) b. Malai rata (corymbus ramulus) c. Payung Majemuk (umbrella composita) d. Tongkol majemuk e. Bulir majemuk b. Bunga Majemuk Terbatas Ciri-ciri bunga mejemuk adalah : 5. Pada ujung sumbu utama selalu terdapat sebuah kuncup bunga, yang menyebabkan sumbu utama tidak dapat tumbuh terus 6. Bunga pada ujung sumbu utama akan mekar lebih dahulu daripada bunga-bunga lain. Mekar bunga terjadi berturut-turut dari ujung sumbu utama, sehingga dapat dikatakan dari atas ke bawah atauu dari dalam (dari pusat) keluar 7. Sumbu utama biasanya lebih pendek daripada sumbu sekunder, karena tumbuhnya lambat dan cepat berhenti. 8. Sumbu utama membentuk sumbu sekunder hanya sedikit karena tumbuhya terbatas. Sumbu sekunder terbentuk pada tempat-tempat yang sama atau tempat-tempat tertentu. 9. Cara sumbu sekunder bercabang tidak berbeda dengan sumbu utama. Bentuk gubahan bunga yang termasuk golongan ini adalah : 1. Anak payung menggarpu (dichasium) 2. Tangga atau bunga bercabang seling (chicinus) 3. Sekerup (bostryx) 4. Sabit (rhipidium) c. Bunga Majemuk Campuran Bunga majemuk ini memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk terbatas maupun sifat bunga majemuk tak terbatas, sehingga bagian-bagiannya tidak mengikuti pola perkembangan yang seragam. Pada bunga majemuk terdapat beberapa bagian yang bersifat seperti daun, seperti : 1. Daun pelindung bunga majemuk (bracea) 2. Daun pelindung satu bunga (bracreola), kadang-kadang disebut juga dengan profil 3. Seludang bunga (spatha) 4. Daun pembalut (bracea involucralis/involucrum) 5. Kelopak tambahan (epicalyx) BIJI Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru. Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja. Salut biji ada yang : · Berdaging atau berair dan sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian (Durio zibethius Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll. · Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji (Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk masak dan berbagai macam keperluan lainya. Pada biji umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut: a. Kulit biji (spermodermis) b. Tali pusar (funiculus) c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) Kulit Biji (Spermodermis) Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari selaput bakal biji (Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu : a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya. b. Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga dinamakan kulit ari. Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji berasal dari integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum yang dalam, karena pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya. Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang (gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja. Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masing-masing dinamakan : a. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, kuning lalu berwarna ketika masak. b. Kulit tengah (sclerolesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu mempunyai kuli dalam (endocarpium) pada buah batu. c. Kuli dalam (endotesta), biasnya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada biji. Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya : 1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap contohnya adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.) 2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oleh tiupan angin. Contoh: kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand.) 3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.) 4. Salut biji semu (arillodium), seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala adalah suatu salut biji semu. 5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar, biasanya telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji. Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dll. 6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. 7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.) 8. Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.). Tali Pusar (Funiculus) Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji. Dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji. Inti Biji (Nucleus Seminis) Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas : a. Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru, b. Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan sendiri. Lembaga (Embryo) Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. b. Daun lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda. · Sebagai tempat penimbunan makanan · Sebagai tempat melakukan asimilasi · Sebagai alat penghisab makanan untuk lembaga dari putih lembaga c. Batang lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu : · Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum), · Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum), Putih Lembaga (Albumen) Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan lembaga, tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam : a. Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. b. Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga entah dari nuselus atau dari selaput bakal biji. Kecambah (Plantula) Tumbuhan yang masih kecil belum lama muncul dari biji dan msih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam: a. Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena pembentagan ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah. Misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) b. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada biji kacan kapri (Pisum sativum L.) Telah di kemukakan, bahwa biji hanya akan berkecamabah jika syarat-syarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kehilnagan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring berjalanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang diperlukan biji tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar